Pengalaman ini terlalu sayang kalau saya ngga tulis di blog.
So, here we go…dengan niat mengetik yang setengah-setengah semoga pengalaman
ini saya dapat tulis dengan utuh. Aamiin!
***
Hari ini, tepat sebulan yang lalu.. kami menanti sesuatu
yang tidak pasti.
Jadi gini…
Dengan basic seorang mahasiswa jurusan KesMas yang hampir
memasuki tahun ke-3 di kampus, ada satu hal yang harus dijalankan : PBL
(Praktik Belajar Lapangan). Yak! Tepatnya saat masa-masa SP, saya—dkk, angkatan
Kesmas 2012—harus melakukan PBL, kami melakukannya di Puskesmas. Jadwal PBL
telah ditetapkan, 8 – 19 September 2014. Tapi, ada pihak-pihak yang ingin
jadwal PBL dimajukan karena satu-dua hal. Singkatnya, keinginan tersebut
terkabul.
Tanggal 27 Agustus saya mendapat kabar bahwa PBL dimajuin
jadi tanggal 1 September. Beberapa pihak, saya yakin, menyambut hal ini dengan
senang. Saya? Kzl! Ngasih tau kok mepet, Ngasih tau H-5? Ah pokoknya kzl kzl.
Sebagai orang yang suka dengan segala yang terjadwal, saya jelas ngga demen
sama sesuatu yang mendadak—walaupun kalau ngerjain tugas saya masih suka yang
mendadak, re : menjelang deadline
Penempatan lokasi PBL
yang nentuin Dinkes dan sampai hari
itu kami belum tau kami ditempatkan di Puskesmas mana. Tapi, satu yang
pasti…Puskesmas tempat PBL kami ada di Kabupaten Tangerang. Lokasi memang belum tahu
dimana, tapi opsi cari-kontrakan-untuk-dua-minggu sudah muncul.Kebetulan PBL ini berkelompok, satu kelompok berempat.
Kebetulan saya mendapat nomor urut kelompok siji.
Singkat cerita lagi ya…PBLnya ngga jadi tanggal 1 Sept. I’m
happy. Beberapa pihak menerima dengan berat hati.
Hari ganti hari, 2 Sept, 3
Sept, 4 Sept…penempatan lokasi belum diketahui sama sekali. Ampuuunnnn! -__-
5
September 2014
Beberapa dari kami akhirnya mengambil surat penempatan lokasi ke Dinkes
Kab. Tangerang.
6 September 2014
Akhirnya…tau lokasi PBL *fiuhhh* Jadi ada 20 kelompok, 1
Puskesmas ternyata untuk 2 kelompok. Jadi, kelompok satu bareng sama kelompok
dua. Jadi, kelompok saya ditempatkan di………. Puskesmas Curug. Entah dimana, puskesmas itu berada~
Karena hari itu baru tau lokasinya dan menimbang lusanya
sudah langsung PBL, jadi ya mau ngga mau hari itu juga kita survey ke Curug.
Dengan modal ada tiga orang laki-laki dalam kelompok, dan ketiganya bawa motor, memutuskan survey saat itu bukanlah hal yang sulit.
Untuk cerita selanjutnya mungkin saya akan menyebut
nama-nama banyak orang, jadi… lebih baik saya beritahu nama teman sekelompok saya terlebih dahulu : Ika –
Ghandys – Bakti – Widuri – Didi – Dede – Ketut – satu lagi—saya,Ardina.
Hari
itu Ghandys berhalangan, jadi dia ngga ikut survey. Ketut pagi itu ngga ke
kampus, tapi dia ikut survey, kebetulan rumahnya di Tangerang. Jadilah saya
boncengan sama Dede, Ika boncengan sama Bakti, Widuri boncengan sama Didi. Pas!
Kita berangkat dari kampus-yang berlokasi di Jakarta Barat-sekitar jam 11.30 terus
ke rumah Dede karena ngga bawa helm lebih, perjalanan tersebut menghabiskan
waktu 45 menit. Pegel!
Setelah makan bakmi dan sholat kita meneruskan survey,
saat itu jam menunjukkan hampir jam 13.30. Lalu janjian sama ketut untuk
ketemuan di Mcd depan Lippo.
Setelah nanya-nanya letak Puskesmas Curug, akhirnya
sampailah kita di Puskesmas tersebut *nangis terharu*. 1,5 jam coyyy dari rumah
Dede! Aduh, pegelnya juaraaa.
Dan, kami fix memutuskan untuk mencari rumah
kontrakan selama dua minggu, terlalu lelah untuk PP. I leave my home for two
weeks.. Jujur, sedih -___- *ketauan-anak-rumahan*
Kita nanya sama orang Puskesmasnya (yang kemudian hari saya
tau bahwa orang yang saya tanya adalah satpam, yang kemudian hari juga baru
saya tau bahwa nama satpam tersebut adalah Didi) dengan nunjukkin surat tugas,
terus kita sempet nanya sama orang tersebut ada ngga kontrakan/kostan dekat
sini, katanya ngga ada. Awal nya gitu…sebisa mungkin ingin cari
kontrakan / kostan yang dekat sama Puskesmas, syukur-syukur tinggal ngesot eh
maksudnya tinggal jalan kaki gitu dari kontrakan ke Puskesmas.
Survey? Ouch! Wajib untuk di-dokumentasi-kan
(Ki-Ka : Ketut - Dina - Widuri - Ika)
Kelihatan ngga sih kalau sebenarnya kami pegel - cape? :p
(Ki - Ka : Dina - Bakti - Dede - Didi - Ketut)
Dikira fotonya setengah badan eh taunya full
Gawd!! Abaikan kaki sayaaaa -__-
Letak Puskesmas sudah ketahuan, istirahat sejenak sudah
dilakukan, akhirnya kita memutuskan untuk cabut dari lokasi xD.
Target selanjutnya adalah
mencari home stay!
Masuklah kita ke sebuah gang-secara asal-bernama gang H. Jaim, tulisan "rumah ini dikontrakan" dan lain sebagainya tentu
menjadi suatu tulisan yang sensitive bagi kami.
Tulisan itu ditemukan, akhirnya
kita berhenti sesaat, satu dua dari kami mencari informasi. Katanya, ada
kontrakan, tapi untuk yang udah nikah.
Ya kali.. Lanjutlah kita naik motor
lagi, sambil menanyakan ke penduduk sekitar mana rumah yang dikontrakan.
Alhamdulillah, tak terlalu jauh dari rumah pertama yang kami tanya, ada sebuah
rumah kontrakan. Terimakasih ibu-ibu yang memberi tahu kami, Semoga Allah
selalu melancarkan segala urusan Ibu-ibu. #Kanmaennn.
Benar saja, ada 4 rumah kontrakan-dengan tembok cat rumah berwarna hijau-yang berjejer ke samping.
Jendela dari rumah yang paling pinggir ditempeli sebuah kertas yang menandakan
rumah dikontrakan. Lalu, Widuri menelpon contact yang ada dalam kertas
tersebut.
Syukurlah, kita tak harus menunggu terlalu lama. Pemilik kontrakan pun
datang. Beliau memperkenalkan diri sebagai Ibu Budi.
Kami dipersilahkan masuk ke dalam rumah kontrakan yang
paling pinggir dibanding tiga rumah kontrakan yang berjejer lainnya.
Lalu, kami menyampaikan maksud dan tujuan kami, kami dari univ mana, kami ingin ngekost
dua minggu, dan lain sebagainya.
Dari segitu luasnya wilayang Curug, kami ngga ngerti kenapa
kami bisa nyangsang di rumah kontrakan itu. Kami ngga ngerti kenapa kami bisa
nego sama Ibu Budi untuk nyewa kontrakannya. Yang paling ngga ngerti, lucu dan
agak ngga bisa dipercaya tapi harus disyukuri adalah : Ibu Budi punya anak yang
merupakan MaBa angkatan 2014 di Univ kami. Kan maennnn ngga tuh? Gini loh…Bisa
yaaa passss banget kaya gitu?
Dari 4 rumah yang ada, ternyata hanya sisa 2
rumah yang masih kosong. 2 rumah sisanya juga masih kosong sih…Cuma udah ada
yang bayar. Biasa lah ya. Rumah yang kosong itu rumah nomor 1 dan 4-paling
pinggir dan paling pojok.
Ya karena…kita terdiri dari 3 laki-laki dan 5
perempuan, ngga mungkin kan kita hanya nyewa satu rumah? Ya harus dua pasti kan? :D
Harga rumah nomor 1 : 650rb/bulan. Harga rumah nomor 4 :
500rb/bulan. Harga beda, karena ukurannya beda. Yang nomor 4 emang lebih kecil
daripada 3 rumah lainnya.
Karena kami cuma dua minggu dan kayanya Ibu Budi yang
mempertimbangkan bahwa anaknya kuliah di univ yang sama dengan kami—dan tepat banget
satu fakultas—maka Ibu Budi bilang : Kalian berapa orang? 7? Ya udah 130rb aja
ya perorang.
*itung-itung-itung. 130 x 7 = 910rb* Kortingan bebiiii~
Tadinya terbersit pikiran untuk mencari lagi, siapa tau
dapat yang lebih murah lagi… Tapi, niat itu kami urungkan dan fix memilih
kontrakan Ibu Budi untuk home stay kami selama dua minggu di Curug. Waktu yang harus dihabiskan dari kontrakan ke puskesmas adalah sekitar 10-15 menit menggunakan motor. Ahhh! Untunglah banyak sumber daya motor di kelompok sayaaa... muahahaha
Kita tutup hari senja tersebut
dengan kembali ke Jakarta! Mari pulang ke rumah masing-masing sebelum esok hari
bertemu lagi di Kontrakan Ibu Budi :’)
0 komentar:
Posting Komentar