Senin, 29 September 2014

#SebutSajaPBL - Balada Survey

Pengalaman ini terlalu sayang kalau saya ngga tulis di blog. So, here we go…dengan niat mengetik yang setengah-setengah semoga pengalaman ini saya dapat tulis dengan utuh. Aamiin!
***

Hari ini, tepat sebulan yang lalu.. kami menanti sesuatu yang tidak pasti.
Jadi gini…
Dengan basic seorang mahasiswa jurusan KesMas yang hampir memasuki tahun ke-3 di kampus, ada satu hal yang harus dijalankan : PBL (Praktik Belajar Lapangan). Yak! Tepatnya saat masa-masa SP, saya—dkk, angkatan Kesmas 2012—harus melakukan PBL, kami melakukannya di Puskesmas. Jadwal PBL telah ditetapkan, 8 – 19 September 2014. Tapi, ada pihak-pihak yang ingin jadwal PBL dimajukan karena satu-dua hal. Singkatnya, keinginan tersebut terkabul.

Tanggal 27 Agustus saya mendapat kabar bahwa PBL dimajuin jadi tanggal 1 September. Beberapa pihak, saya yakin, menyambut hal ini dengan senang. Saya? Kzl! Ngasih tau kok mepet, Ngasih tau H-5? Ah pokoknya kzl kzl. Sebagai orang yang suka dengan segala yang terjadwal, saya jelas ngga demen sama sesuatu yang mendadak—walaupun kalau ngerjain tugas saya masih suka yang mendadak, re : menjelang deadline

Penempatan lokasi PBL yang nentuin Dinkes dan sampai hari itu kami belum tau kami ditempatkan di Puskesmas mana. Tapi, satu yang pasti…Puskesmas tempat PBL kami ada di Kabupaten Tangerang. Lokasi memang belum tahu dimana, tapi opsi cari-kontrakan-untuk-dua-minggu sudah muncul.Kebetulan PBL ini berkelompok, satu kelompok berempat. Kebetulan saya mendapat nomor urut kelompok siji.

Singkat cerita lagi ya…PBLnya ngga jadi tanggal 1 Sept. I’m happy. Beberapa pihak menerima dengan berat hati. 
Hari ganti hari, 2 Sept, 3 Sept, 4 Sept…penempatan lokasi belum diketahui sama sekali. Ampuuunnnn! -__- 

5 September 2014
Beberapa dari kami akhirnya mengambil surat penempatan lokasi ke Dinkes Kab. Tangerang.

6 September 2014
Akhirnya…tau lokasi PBL *fiuhhh* Jadi ada 20 kelompok, 1 Puskesmas ternyata untuk 2 kelompok. Jadi, kelompok satu bareng sama kelompok dua. Jadi, kelompok saya ditempatkan di………. Puskesmas Curug. Entah dimana, puskesmas itu berada~
Karena hari itu baru tau lokasinya dan menimbang lusanya sudah langsung PBL, jadi ya mau ngga mau hari itu juga kita survey ke Curug. Dengan modal ada tiga orang laki-laki dalam kelompok, dan ketiganya bawa motor, memutuskan survey saat itu bukanlah hal yang sulit.

Untuk cerita selanjutnya mungkin saya akan menyebut nama-nama banyak orang, jadi… lebih baik saya beritahu nama teman sekelompok saya terlebih dahulu : Ika – Ghandys – Bakti – Widuri – Didi – Dede – Ketut – satu lagi—saya,Ardina. 

Hari itu Ghandys berhalangan, jadi dia ngga ikut survey. Ketut pagi itu ngga ke kampus, tapi dia ikut survey, kebetulan rumahnya di Tangerang. Jadilah saya boncengan sama Dede, Ika boncengan sama Bakti, Widuri boncengan sama Didi. Pas!
Kita berangkat dari kampus-yang berlokasi di Jakarta Barat-sekitar jam 11.30 terus ke rumah Dede karena ngga bawa helm lebih, perjalanan tersebut menghabiskan waktu 45 menit. Pegel! 
Setelah makan bakmi dan sholat kita meneruskan survey, saat itu jam menunjukkan hampir jam 13.30. Lalu janjian sama ketut untuk ketemuan di Mcd depan Lippo.

Setelah nanya-nanya letak Puskesmas Curug, akhirnya sampailah kita di Puskesmas tersebut *nangis terharu*. 1,5 jam coyyy dari rumah Dede! Aduh, pegelnya juaraaa. 
Dan, kami fix memutuskan untuk mencari rumah kontrakan selama dua minggu, terlalu lelah untuk PP. I leave my home for two weeks.. Jujur, sedih -___- *ketauan-anak-rumahan*
Kita nanya sama orang Puskesmasnya (yang kemudian hari saya tau bahwa orang yang saya tanya adalah satpam, yang kemudian hari juga baru saya tau bahwa nama satpam tersebut adalah Didi) dengan nunjukkin surat tugas, terus kita sempet nanya sama orang tersebut ada ngga kontrakan/kostan dekat sini, katanya ngga ada. Awal nya gitu…sebisa mungkin ingin cari kontrakan / kostan yang dekat sama Puskesmas, syukur-syukur tinggal ngesot eh maksudnya tinggal jalan kaki gitu dari kontrakan ke Puskesmas. 
Survey? Ouch! Wajib untuk di-dokumentasi-kan
(Ki-Ka : Ketut - Dina - Widuri - Ika) 

Kelihatan ngga sih kalau sebenarnya kami pegel - cape? :p
(Ki - Ka : Dina - Bakti - Dede - Didi - Ketut)

Dikira fotonya setengah badan eh taunya full
Gawd!! Abaikan kaki sayaaaa -__-

Letak Puskesmas sudah ketahuan, istirahat sejenak sudah dilakukan, akhirnya kita memutuskan untuk cabut dari lokasi xD. 
Target selanjutnya adalah mencari home stay!

Masuklah kita ke sebuah gang-secara asal-bernama gang H. Jaim, tulisan "rumah ini dikontrakan" dan lain sebagainya tentu menjadi suatu tulisan yang sensitive bagi kami. 
Tulisan itu ditemukan, akhirnya kita berhenti sesaat, satu dua dari kami mencari informasi. Katanya, ada kontrakan, tapi untuk yang udah nikah. 

Ya kali.. Lanjutlah kita naik motor lagi, sambil menanyakan ke penduduk sekitar mana rumah yang dikontrakan. Alhamdulillah, tak terlalu jauh dari rumah pertama yang kami tanya, ada sebuah rumah kontrakan. Terimakasih ibu-ibu yang memberi tahu kami, Semoga Allah selalu melancarkan segala urusan Ibu-ibu. #Kanmaennn.

Benar saja, ada 4 rumah kontrakan-dengan tembok cat rumah berwarna hijau-yang berjejer ke samping. Jendela dari rumah yang paling pinggir ditempeli sebuah kertas yang menandakan rumah dikontrakan. Lalu, Widuri menelpon contact yang ada dalam kertas tersebut. 
Syukurlah, kita tak harus menunggu terlalu lama. Pemilik kontrakan pun datang. Beliau memperkenalkan diri sebagai Ibu Budi.
Kami dipersilahkan masuk ke dalam rumah kontrakan yang paling pinggir dibanding tiga rumah kontrakan yang berjejer lainnya. 
Lalu, kami menyampaikan maksud dan tujuan kami, kami dari univ mana, kami ingin ngekost dua minggu, dan lain sebagainya.

Dari segitu luasnya wilayang Curug, kami ngga ngerti kenapa kami bisa nyangsang di rumah kontrakan itu. Kami ngga ngerti kenapa kami bisa nego sama Ibu Budi untuk nyewa kontrakannya. Yang paling ngga ngerti, lucu dan agak ngga bisa dipercaya tapi harus disyukuri adalah : Ibu Budi punya anak yang merupakan MaBa angkatan 2014 di Univ kami. Kan maennnn ngga tuh? Gini loh…Bisa yaaa passss banget kaya gitu? 

Dari 4 rumah yang ada, ternyata hanya sisa 2 rumah yang masih kosong. 2 rumah sisanya juga masih kosong sih…Cuma udah ada yang bayar. Biasa lah ya. Rumah yang kosong itu rumah nomor 1 dan 4-paling pinggir dan paling pojok. 
Ya karena…kita terdiri dari 3 laki-laki dan 5 perempuan, ngga mungkin kan kita hanya nyewa satu rumah? Ya harus dua pasti kan? :D
Harga rumah nomor 1 : 650rb/bulan. Harga rumah nomor 4 : 500rb/bulan. Harga beda, karena ukurannya beda. Yang nomor 4 emang lebih kecil daripada 3 rumah lainnya.
Karena kami cuma dua minggu dan kayanya Ibu Budi yang mempertimbangkan bahwa anaknya kuliah di univ yang sama dengan kami—dan tepat banget satu fakultas—maka Ibu Budi bilang : Kalian berapa orang? 7? Ya udah 130rb aja ya perorang.
*itung-itung-itung. 130 x 7 = 910rb* Kortingan bebiiii~

Tadinya terbersit pikiran untuk mencari lagi, siapa tau dapat yang lebih murah lagi… Tapi, niat itu kami urungkan dan fix memilih kontrakan Ibu Budi untuk home stay kami selama dua minggu di Curug. Waktu yang harus dihabiskan dari kontrakan ke puskesmas adalah sekitar 10-15 menit menggunakan motor. Ahhh! Untunglah banyak sumber daya motor di kelompok sayaaa... muahahaha

Kita tutup hari senja tersebut dengan kembali ke Jakarta! Mari pulang ke rumah masing-masing sebelum esok hari bertemu lagi di Kontrakan Ibu Budi :’)

0 komentar:

Posting Komentar