Jumat, 23 Mei 2014

Blog Tour Interlude : Day 3

Alhamdulillah It's Friday. Besok weekend. Hore. Tapi sedikit percuma juga sih, hari sabtu tetap saja saya ada kuliah, kuliah pagi lagi...Sempurna sekali kan? *maaf curhat dulu.
Btw, ini tanggal 23 Mei yes? Oke sekedar informasi dan mengingatkan..Hari ini Jakarta Book Fair 2014 dimulai hingga tanggal 1 Juni 2014 di Istora Senayan. Sabtu-minggu weekend, tanggal 27 libur, tanggal 29 libur...wah waktu yang tepat tuh buat ke JBF ^^ #lahkokpromosi

Maaf...

Selamat datang di Blog Tour Interlude hari ke-3! *tiup trompet*
Tema blog tour hari ini adalah......................
"Karena, saya percaya cerita bukan ditentukan oleh penulis. 
Cerita ditentukan oleh karakter tokoh-tokoh
Merekalah yang menciptakan konflik" - mba Windry

Hah? Secret Question ?? Maksudnya apa ??
Jadi gini..
Aku dibolehkan menanyakan pertanyaan rahasia kepada Kai, kaya dimana rumahnya, mau ga jadi pacar aku, nomor handphonenya berapa.
Iya Begitu.... :p

Tapi......
Semua itu bohong T__T

Sekali lagi maaf abis ngaco =))
Mari serius...
Jadi...untuk blog tour hari ke-3 ini, setiap host diizinkan memberikan 1 pertanyaan kepada mba Windry tentang penulisan, dan mba Windry akan menjawabnya dengan panjang lebar via email.
Dan...tanpa panjang lebar.. silahkan disimak My Secret Question to Mba Windry Ramadhina :)
***
QUESTION

Halo mba Windry, perkenalkan sebelumnya, namaku Ardina dan aku salah satu host kece untuk blog tour novel Interludenya mba Windry :p *maap kalau narsis* Ada beberapa pertanyaan yang ingin aku ajukan dalam rangka blog tour. Katanya sih satu pertanyaan aja yang diajukan…tapi ada tiga pertanyaan yang ingin ku ajukan. Semoga mba Windry berkenan untuk menjawabnya ya :)
Oke…Here we go…
1. Setidaknya sebelum membuat pembaca bermain dengan emosi saat membaca novel, pastinya penulis akan bermain emosi terlebih dahulu dengan diri sendiri saat menulis cerita. Pertanyaannya, gimana sih cara versi mba Windry agar ikut terlibat bermain emosi pada tokoh-tokoh di novel yang mba Windry tulis? Sejauh mana keterlibatan perasaan mba Windry pada tokoh Hanna dan Kai? Dari enam novel yang mba Windry telah terbitkan, tokoh siapa dan di novel yang mana yang membuat mba Windry terlibat emosi yang sangat dalam?
(((Mba Windry hanya menjawab satu pertanyaan, jadi pertanyaan ke-2 dan ke-3 aku sembunyiin saja ya, tak usah aku tampilkan dalam posting ini :p)))
Sekian pertanyaan yang aku ajukan. Ditunggu jawabannya ya mba, heheTrims
***
ANSWER

Halo, Ardina.
Salam kenal. Pertama-tama, terima kasih ya sudah partisipasi dalam Interlude Blog Tour. Aku senang sekali :')
(((Iya sama-sama mba Windry, aku juga senang sekali bisa terlibat dalam Blog Tour ini :'D)))
Lalu, untuk pertanyaanmu, kujawab satu saja yah, biar adil dengan yang lain. Aku pilih pertanyaan nomor satu, yang paling unik. Ini jawabannya:
Pembaca senang diaduk-aduk perasaannya, terutama pembaca perempuan. Mereka ingin terbawa emosi saat membaca sebuah cerita. Dan, penulis menawarkan itu. Saya juga. Entah apakah saya mahir memberikan apa yang diharapkan pembaca. Tetapi, memang ada sejumlah pembaca berkata kepada saya, bahwa dia terlibat secara emosi dengan tulisan saya. Dan, buat saya, itu suatu kesenangan tersendiri. Untuk itulah saya menulis. Menyentuh seseorang lewat kata-kata. Tetapi, pastinya penulis tidak bisa menyentuh seseorang jika dia tidak menyentuh diri sendiri terlebih dahulu.
Saya ceritakan sesuatu, ya. Salah satu keasyikan menulis adalah saya bisa berpura-pura menjadi tokoh dalam cerita, membayangkan seakan-akan saya mengalami apa yang dia alami. Ini saya pelajari dari teater sekolah. Seni peran. Ini membantu penulis memahami, lalu ikut merasakan emosi tokoh. Jadi, saya menulis sambil berperan sebagai, misalnya, Hanna. Dia tokoh utama perempuan di Interlude.
Untuk menggambarkan gerak-gerik Hanna, menyelami perasaannya, mengetahui seperti apa dia berbicara, dan menentukan kata-kata yang keluar dari mulutnya; saya berusaha menjadi Hanna. Dengan memahami latar belakangnya, ketakutannya, kepribadiannya; saya tahu seperti apa dia. Itu bukan hanya membantu saya menulis dialog dan adegan, tetapi juga menentukan jalan cerita. Karena, saya percaya cerita bukan ditentukan oleh penulis. Cerita ditentukan oleh karakter tokoh-tokoh. Merekalah yang menciptakan konflik. Dan, saat Hanna sedih, saya pun ikut sedih. Saya tersenyum saat dia tersenyum. Dengan sendirinya, saya jatuh cinta kepada Kai saat dia jatuh cinta.
Bukan cuma Hanna, sebenarnya. Penulis harus memahami semua tokohnya. Dalam Interlude, saat Kai tertawa jail, saya juga begitu. Saat menulis bagian Gitta, saya sinis dan galak. Di bagian Jun, saya berubah tenang dan taktis. Saya berganti-ganti menjadi mereka semua. Saya terlibat emosi dengan mereka semua. Karena itu, saya menyukai semua tokoh saya. Kalau disuruh memilih, saya akan kesulitan.
Tetapi, dari semua tokoh yang pernah saya tulis, saya paling dekat dengan Mahoni (Memori). Dalam diri Mahoni, ada saya. Bukan karena kami sama-sama arsitek. Kami berbagi ketakutan yang sama, rahasia yang sama. Saya dan Mahoni sama-sama takut bahwa perasaan manusia bisa berubah seiring berjalannya waktu, bahwa orang yang kita sayangi dan percayai cepat atau lambat akan melupakan perasaannya terhadap kita, bahwa kita akan ditinggalkan pada akhirnya. Itu ketakutan yang besar. Kami berdua gelisah. Mahoni telah menemukan jawabannya di ujung cerita Memori. Saya masih mencari.
***
Apa yang ada di benak Anda setelah membaca jawaban panjang mba Windry? :)
Aku suka kalimat yang ini : 
perasaan manusia bisa berubah seiring berjalannya waktu, bahwa orang yang kita sayangi dan percayai cepat atau lambat akan melupakan perasaannya terhadap kita, bahwa kita akan ditinggalkan pada akhirnya
Benar. Ketakutan yang besar :')
***
Aku mendapatkan inspirasi mengajukan pertanyaan tersebut saat lagi perjalanan pulang habis kuliah dengan menggunakan mikrolet. Ah..terimakasih mikrolet, kau memberiku inspirasi. Ini membuktikan, inspirasi tidak terbatas ruang dan waktu ;)

Saatnya pamit.
Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca blog tour hari ini. Semoga pertanyaan yang ku ajukan dapat mewakilkan berbagai pihak yang ingin bertanya juga tapi belum kesampean ya..Hehe.
Sampai jumpa besok..
Dadah..... 

6 komentar:

  1. Faktanya emang bener ya, "perempuan suka diaduk-aduk. Hehe.... -tokoh menciptakan konflik-agree

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksudku suka diaduk-aduk emosinya. hehe

      Hapus
  2. Sy jg suka kutipan yg sm sm ardina :) salam kenal kl bgtu :) *salaman* :D

    BalasHapus
  3. Bener banget! Perempuan gampang terpengaruh emosinya kalo baca novel.
    Suka kalimat yang itu juga! Tapi belum baca Memori ._.

    BalasHapus
  4. Ini dia postingannya saya untuk Blog Tour ketiga :D
    http://ridhodanbukunya.wordpress.com/2014/05/23/blog-tour-interlude-day-3/

    BalasHapus
  5. Penulis harus pintar jadi orang lain ya brarti, kalo mau bisa bener bener mendalami tokohnya.

    BalasHapus