Selasa, 27 Agustus 2013

Little Journey : From MIPA to Public Health


Dulu tak tercetus untuk masuk jurusan yang berbau kesehatan yang gimana gitu di perguruan tinggi. Mikirnya pengen masuk fakultas mipa atau engga pendidikan. Reason why is so simple.. cause I love math. Ngerasa jago di eksak *ciye gitu* bukan berarti khatam semua eksak ya. Saya ga sesempurna itu , haha jauh banget dari kata perfecto.
Kalau suka dan kuat di eksak emang bukan berarti harus masuk jurusan eksak murni kaya mipa gitu sih, masuk teknik juga bisa.. tapi ga tau , magis darimana.. for me, mipa look so cool. Saya ternyata lumayan gampang terpengaruh jurusan juga. Yeah little bit lah :p. dulu pas uhm kelas XI kurang lebih, ngidamnya jurusan kimia, ini cause because ada saudara jauh yang ngambil jurusan kimia juga di unair, Surabaya. Terus katanya kan prospeknya bagus gitu kan. Iya katanya. Eh emang gitu juga kenyataannya yee..
Another reasonnya sih nilai kimia rapot saya bagus-bagus gitu. Hah sumpah pemikiran macam apa itu, tapi emang gitu, sudahlah… eh terus entah kapan, jadi pengen masuk jurusan Matematika, kan masih saudara seibu sama Kimia. Reason? Dari dulu saya suka matematika dan nilai saya bagus :p fact yeyeye haha.

Perguruan tinggi negeri. Selalu menjadi idaman. Ga peduli biayanya setinggi apapun. Yang penting masuk. Orang tua bangga. Belajar yang bener. Sarjana. Dapet kerja yang aduhai. Orang tua balik modal.
Kadang yang terlihat simple sesungguhnya tidak pernah sesimple itu. Let me describe. Masuk perguruan tinggi negeri? Not simple. Kalau emang kamu cerdas banget dimana semua materinya udah diluar kepala ya simple, tapi yang biasa-biasa aja? Ga kaya gitu.. kadang masuk ke perguruan tinggi negeri bukan hanya dengan modal cerdas doang sih. Bukan bukan , bukan modal biaya, itu nomor sekian. Modalnya itu, for me.. ya niat. Yep! Sometimes, ada aja orang cerdas tapi males. Lah? Iyakan, yak karena mindset dia udah terpatri “hello gw kan cerdas, masuk ptn mah kecil” gitu. Jadi ketika temen-temennya pada kerja keras mati-matian belajar materi tes ptn , yang cerdas ini malah nyantai-nyantai aja. Mungkin belajar, tapi ya biasa aja. Ga seextra belajarnya anak yang biasa-biasa aja. Malah, ini kondisi ternyebelin sedunia, emang sih kondisi ini sesuai dengan hukum aksi-reaksi, hukum sebab-akibat anak yang kemampuan otaknya biasa- biasa aja karena punya niat untuk belajarnya is so big dia lulus ptn yang diidamkan. Other condition, anak yang cerdas, pinter kemauan belajarnya biasa-biasa aja.. ya bisa ditebak hasilnya kan.. lolos. Iya lolos. Plung. Gagal gitu. Ini bukan curhat. Haha but, be honest, second condition is me *nyemplung ke hati vidi aldiano*
Penyesalan emang belakangan, ga ada penyesalan di awal. Ga ada ga ada. Tapi ya sudahlah, itu pengalaman yang berharga. Semoga bisa jadi pelajaran buat saya selanjutnya, atau buat adik saya, atau mungkin buat anak-anak saya kelak, bahwa modal pinter doang ga cukup to do something WOW, harus dijodohin sama niat. #NotedToMySelf

Back to main topic. Perjalanan milih jurusan saya masih berlanjut. One day, my aunty coming to my homey, and asking to me “mau ngambil jurusan apa?” then I say “mipa. Matematika”. Dan terus my aunty ngasih suggest jurusan gitu. Dia suggest jurusan Kesehatan Masyarakat. Dia tell about kalo kesmas sekarang lagi bagus, banyak yang minat, dan banyak prospek. Tapi yang ga saya sadari dulu itu adalah kata “banyak minat” whatttt hellow yellow kalo banyak yang minat peluang masuknya kan makin susah -_- uhm….
Jeng jeng.. singkat cerita saya ikut ptn dan simak, eh iya itu tahun 2012. Hasilnya? Sudah ditebak bukan berdasarkan cerita di atas? Lolos. Plung plung. Akibat? Depresi ringan #eh #naudzubillah akibatnya jadi melankolis menjijikan gitu buat beberapa hari iuwh.

Well, akhirnya jadinya fixnya gitu saya ngambil jurusan Kesehatan Masyarakat di salah satu universitas swasta Jakarta Barat. Sekarang sudah hampir akan masuk semester tiga.

So? What I got till now? Uhm. Let me review little bit. Kesehatan masyarakat dengan 
nama kerennya Public Health. ini beda loh dari Kedokteran. Some people mikir ini mungkin sama, tapi ini beda, bagai bumi dan bulan, walau masih satu ibu, yaitu : kesehatan. Seorang dokter, apa sih kerjanya? Meriksa pasien, ngobatin pasien. Metode yang digunakan Kuratif dan Rehabilitatif. Kuratif berarti ngobatin pasien, kalau Rehabilitatif kata gampangnya masa penyembuhan. Sasarannya individu. Beda dengan Kesehatan Masyarakat. Sudah dapat ditebak sasarannya bukan individu, melainkan masyarakat. A community, a group of people. Metodenya Preventif yang berarti pencegahan, dan Promotif yang berarti peningkatan kesehatan dimana yang sudah sehat ditingkatkan gimana agar lebih sehat, dan yang rentan agar tidak sampai sakit.
Yep, kesmas cakupannya lebih luas. Intinya sih kesehatan masyarakat mencegah suatu penyakit / agar masyarakat tidak terkena wabah penyakit. Kita mencegah dengan apa? Dengan doa. Dengan cara such as, penyuluhan dan seminar.
For me, seorang ahli tenaga kesehatan masyarakat mempunyai tantangan yang berat untuk menjalankan tugasnya. Gini. Mereka harus penyuluhan, harus persuasive orang—harus mengajak—ditengah perilaku masyarakat yang beraneka ragam. Ga semua orang berperilaku modern, masih banyak yang berperilaku tradisional, masih percaya hal yang berbau magis gitu, masih milih berobat ke dukun dibanding ke balai kesehatan. Ahli kesmas harus bisa menjadi change agent—agen perubahan. Kita harus ngubah mindset masyarakat tradisional tapi tanpa mengubah tatanan atau norma yang berlaku.
Psstt.. seorang dosen saya pernah bilang.. seharusnya kepala puskesmas itu bukan dari jurusan kedokteran, harusnya kalian-kalian lah ahli kesehatan masyarakat. Dokter biarlah mereka focus mengobati pasien. Kepala puskesmas ya ahli kesmas.


Kenapa ada statement gitu? Gini.. uhm.. cakupan pelajaran , cakupan ilmu yang dipelajari anak kesmas di perguruan tinggi itu lebih luas daripada hanya tentang kesehatan saja. Seorang dokter dominant learn about Kesehatan kan? Kesmas ga gitu, jurusan ini multi disiplin. Kita belajar antropologi—ilmu tentang budaya yang berkembang di masyarakat, sosiologi—bagaimana cara kita harus berinteraksi, psikologi—memahami sikap, perilaku, kepribadian masyarakat yang akan kita hadapi, kita belajar tentang ekonomi, manajemen juga……..and many more.





Bahhhhh… Never mind I’ll find someone like you

Never mind I’m here.. di jurusan ini.. di universitas ini..

I believe I’m here cause Allah thought this is the best for me :) let me enjoy this.

Tapi karena ini, Bukan menutup kemungkinan saya ga akan menjadi pendidik kan? Haha duh ngarep banget sih din :p masih bisa jadi dosen. Uhuk. Paling engga jadi asisten dosen dulu deh #ehehe *pdkt ke asdos

Tapi kalo emang bener belum diizinkan jadi pendidik entahlah apa itu yasudahlah T_T tapi aku tetap akan menjadi pendidik yang baik kelak untuk anak kita kelak kok, dear calon suamiku nanti yang entah ada dimana. :p

Btw, it’s gonna fun! Bisa merangkai kata-kata ini. Bisa sepanjang ini, bisa telling something. Yep tiba-tiba pengen buka word dan mengalirlah semua cerita ini. Ah I’m happy. Karena saya malas banget nulis, uhm maksudnya malas nulis buat posting di blog ini heyaaaah...:p

Finally, thank you for reading.. let share, discuss, and comment on comment box below.

See you ,  
[7:41 PM , August 26, 2013]

0 komentar:

Posting Komentar