Sabtu, 27 Desember 2014

[Resensi Novel] : Friends Don't Kiss - Syafrina Siregar

Judul : Friends Don't Kiss
Penulis : Syafrina Siregar
Penerbit : Gramedia 
Tahun Terbit : 2014
Halaman : 203 hal
Harga : Rp 45,000
Available at Bukupedia, click here :)

Sinopsis : Bagi Mia Ramsy, menyusui adalah salah satu ekspresi cinta terbesar seorang ibu bagi anaknya. Tapi bagi Ryan Subagyo, setiap mendengar kata “menyusui”, yang muncul di benaknya hanyalah bayangan payudara wanita.
Namun, kegigihan Mia memperjuangkan hak setiap bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif lewat Indonesian Breastfeeding Mothers—organisasi nirlaba tempat gadis itu mengabdi—justru semakin membuat Ryan jatuh cinta padanya.
Ryan semakin yakin Mia berbeda dari gadis-gadis yang selama ini ia temui. Kekayaan, kesuksesan, dan ketampanannya memang membuat Ryan dikejar banyak gadis, tetapi belum ada yang mampu menggetarkan hatinya. Hanya Mia yang mampu membuat Ryan untuk pertama kalinya memikirkan pernikahan.
Namun, apakah lamaran Ryan akan diterima jika gadis itu mengetahui siapa Ryan Subagyo sebenarnya?
***
Kepikiran ngga sih kalau Air Susu Ibu (ASI)—dan segala hal lainnya tentang ASI—bisa diangkat menjadi latar belakang sebuah cerita fiksi? Saya ngga kepikiran sama sekali sebelumnya. Secara ASI ini ngga main-main, dalam arti sebelum nulis kita harus paham betul mengenai segala seluk beluk informasi tentang ASI, salah-salah bisa dinyinyirin sama pembaca tuh :p

Di novel Friends Don’t Kiss (FDK) karya Syafrina Siregar kita tidak hanya disuguhkan oleh kisah romance Mia dan Ryan—selaku main character, tapi kita juga disuguhkan oleh informasi-informasi tentang ASI. Mulai dari Inisiasi Menyusu Dini (IMD), Baby Blues Syndrome, perlekatan, kasus minimnya informasi  ibu tentang keunggulan ASI, godaan susu formula hingga mitos menyusui.

Thank you to FDK, berkat novel ini saya mengetahui tentang IMD, tentang PP No. 69 tentang Label dan Iklan Pangan, tentang Kepmenkes 273/1997 tentang Pemasaran Pengganti ASI—serius saya baru tahu ternyata hal ini sampai ada peraturannya. Ngomong-ngomong IMD, saya penasaran dengan implementasinya di Indonesia, soalnya kalau di novel sepertinya implementasinya masih terkesan buruk. Kenyataannya gimana ya? *brb browsing*
“Rumah Sakit yang mengklaim dirinya sebagai rumah sakit sayang bayi belum tentu bisa melakukan IMS dengan tata laksana benar. Terkadang bayi yang baru lahir diletakkan di atas dada ibu selama lima menit saja, kemudian langsung dipisahkan untuk diobservasi. Jadi bayi tidak diberikan kesempatan untuk menemukan puting susu ibunya. Si bayi baru bisa bertemu dengan ibunya lagi setelah lima atau enam jam kemudian” – Page 30.
And about rooming-in pasca melahirkan (ibu dan bayi dirawat dalam ruangan yang sama)…
“Lo harus memastikan ke pihak rumah sakitnya supaya bisa rawat gabung. Terkadang rumah sakit baru mengizinkan rawat gabung setelah pasien memaksa. Biasanya mereka beralasan pasien yang akan menanggung segala konsekuensinya jika bayi tidak berada dalam pengawasan mereka. Tapi sebenarnya bayi justru semakin sehat jika 24 jam bersama ibunya” – Page 29
“ASI itu lebih bersifat mind game, Lia. Kalau lo percaya ASI lo kurang, nanti bakal kurang sungguhan. Makanya lo harus yakin ASI lo cukup. Pokoknya ASI lo cukup” – Page 68
Itu hanya sebagian informasi tentang laktasi yang bisa kalian dapatkan dari novel FDK. Serius deh, masih banyak informasi lainnya dalam novel ini yang ngga saya kutip. Silahkan baca sendiri aja ya, hehe.

Next.. Fiksi memang ngga lengkap kalau ngga ada love storynya. Yuk, dibahas! Btw, FDK dikisahkan dari sudut pandang orang ketiga yaa.
***
“That’s what friends are for”
“In case you forgot, Mia, friends don’t kiss” – Page 153

Mia Ramsy mengabdi sebagai konselor laktasi di IBM (Indonesia Breastfeeding Mothers)—organisasi nirlaba dimana semua pengurusnya adalah sukarelawan yang berasal dari latar belakang berbeda. IBM adalah organisasi yang memberikan dukungan dan bantuan bagi para ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif, pelatihan/seminar yang berkaitan dengan ASI eksklusif.
Sedangkan Hardian Subagyo—dipanggil Ryan—adalah putra tunggal dan penerus Subagyo Group dengan jabatan sebagai Direktur PT Prima Gold Mandiri. Produk terbaik dan terlaris dari perusahaan tersebut adalah susu formula.

Mia dan Ryan dipertemukan dengan sebuah insiden di lapangan parkir RS. X-Over mia menabrak Harrier milik Ryan. Mudah ditebak, Ryan minta ganti rugi dari Mia atas kelecetan yang terjadi pada mobilnya. Bukannya menawarkan damai dengan menanggung biaya perbaikan seperti layaknya kasus serupa, Mia justru menawarkan kartu nama bengkel.
“Sudah banyak mobil yang ia kirimkan ke bengkel. Sebagian besar kasus itu punya TKP yang sama : lahan parkir” – Page 17
Ryan tak bisa mengelak , ia terkesima, terpesona atau apapun itulah saat Mia turun dari sisi pengemudi.
“Menatap wajah gadis itu bagaikan melihat Winona Ryder dalam hiasan rambut ala Demi Moore di film Ghost. Paras mungil dengan dagu menawan, rambut pendek modis yang hitam dan sepertinya halus” – Page 25
Dan Mia pun ikut terpesona pada Ryan terutama mata Ryan yang berwarna cokelat tua pada pertemuan kedua mereka  saat dinner berdua di kawasan Setiabudi—ajakan Ryan.
“Ternyata pria di parkiran RS itu namanya Ryan. Dia kerja dimana, ya? Katanya suka mondar-mandir di sekitar Rasuna Said? Mungkin kantornya disana. Single atau sudah menikah, ya? – Page 55
Setelah pertemuan kedua itu, muncullah pertemuan-pertemuan selanjutnya. Ryan semakin kagum dengan sosok Mia yang idealis dan pintar. Apalagi saat ia menggebu-gebu membicarakan masalah ASI pada Ryan.
"Tidak pernah ia membayangkan, dalam mimpinya yang paling liar sekali pun, bahwa Ryan akan duduk di depan seorang gadis yang luar biasa cantik hanya untuk bicara masalah ASI. Tapi saat ini terjadi, Ryan ternyata menikmatinya" – Page 127
Ryan selalu muncul dalam kehidupan Mia, Ryan tahu tentang Mia. Tapi Mia tak sadar ia tidak terlalu banyak tahu tentang Ryan. Mia yang pro-ASI, membenci Prima Gold selaku perusahaan penghasil susu formula. Tenaga marketing Prima Gold yang terlalu kreatif sangat pandai menarik perhatian konsumen, termasuk adiknya, Lia, yang baru melahirkan dan sempat berpikir untuk memberi putri kecilnya susu formula.
"Dasar Prima Gold! Kalau mereka tidak membungkus promo susu formulanya dalam bentuk konsultasi gizi di mal, pasti Lia nggak kepikiran untuk membeli susu itu" – page 127
Ryan tahu Mia sangat benci perusahaan tempat Ryan bekerja, ia tak bisa melakukan apa-apa. Ia pun tahu lambat laun Mia pasti akan tau apa profesinya, tak mustahil profesinya akan berpengaruh terhadap hubungan mereka. 
***
Kisah pertemuan yang klise, well, better than pertemuan dengan adegan menjatuhkan buku sih ya xD Bisa digolongkan Ryan kena syndrome Love at first sight ngga sih? Sosok Ryan sebagai eksekutif muda ini terlalu sempurna, ya ampuuunnnn! Walaupun doi cendrung arogan dan pemaksa ya kayanya sih bakal tetap termaafkan yaaaa.. Dan keberanian Ryan untuk mengorbankan apa yang ia sudah genggam demi mendapatkan Mia itu juara nekatnyaaa!
Buat sosok Mia.. hmm… Mia kamu terlalu cepat percaya sama seorang yang tadinya kamu tidak kenal, you know? :p 
Saya cendrung gemes sama sosok Lia. Lia ini cerminan ibu-ibu yang minim informasi mengenai laktasi dan mudah terpengaruh dengan kekreatifan tenaga marketing perusahaan susu formula.
"Kenapa warna ASI-nya nggak putih ya?"
"Itu namanya kolostrum,  Lia." - Page 39 
"Tapi menurut gue ASI dan susu formula nggak jauh berbeda," timpal Lia.
"Jelas beda dong, Lia....." - Page 39
Penempatan karakter utama dan pendukungnya pas, alurnya juga smooth tapi ngga terasa lambat. Sadar ngga sadar ada beberapa pengulangan dialog di beberapa bagian. Sudah pernah ditanyakan  / dinyatakan, eh ditanyakan / dinyatakan lagi.
“Memangnya ASI lo nggak keluar?” tanya Gina lembut. Lia tak menjawab. – Page 36
“Lo sudah coba lihat apa ASI-nya keluar atau tidak?”tanyanya lembut. Lia menggeleng. – Page 37
“Sebesar apa sih Prima Gold itu?” tanya Mia penasaran.
“Kalau gue nggak salah, yang punya Prima Gold itu Subagyo Group blab la bla…” – Page 99
“Prima Gold itu memang perusahaan besar”
“Sebesa apa sih?” Mia ingin penegasan sekali lagi.
“Yang jelas Subagyo itu termasuk salah satu orang terkaya se-Asia Pasifik” sahut Gina kalem. – Page 116
Sedikit typo di halaman 123, teman Ryan yang bernama Mark tiba-tiba berubah nama menjadi Mike pada halaman yang sama xD. *siapin bubur merah putih buat Mark”

Baca #FDK ini paket lengkap deh, dapat informasi tentang ASI dan segala seluk beluknya bagaikan lagi baca diklat kuliah, dapat juga romancenya yang bikin klepek-klepek memuja si Ryan Subagyo! *duilehhh.. Dan, semua itu masih dilengkapi dengan packaging cover novel yang menarik— warna biru lembut dan sekecup bibir warna pink entah milik siapa.

Recommended! :D

1 komentar: